Wednesday, March 18, 2020

Aneka Manfaat dan Kandungan Labu Kuning

Selain enak dibuat aneka makanan, labu kuning juga sarat gizi. Buah ini banyak mengandung vitamin C, vitamin A, juga serat. Tak cuma kolak, labu kuning bisa diolah menjadi aneka macam makanan, baik yang bercita rasa gurih atau manis.


Soal rasa, tak perlu diragukan. Tapi anehnya, walau sedap dan luwes, labu kuning kurang populer di kalangan masyarakat kita. Lihat saja para tukang sayur keliling, mereka cuma menjajakan labu kuning pada saat bulan Ramadhan sebagai bahan baku untuk membuat kolak. Hal ini tentu sangat disayangkan. Sebab, labu kuning sebenarnya sangat baik untuk dikonsumsi karena memiliki kandungan gizi yang tinggi, salah satunya pro-vitamin A. 
Andaikata setiap hari per orang memakan 70 gram labu kuning, itu cukup untuk memenuhi jumlah asupan vitamin A yang diperlukan oleh tubuh. Kalau buah ini dibuat tepung, cukup hanya mengonsumsi 2,5 gram per hari,'' kata Dr Ir Murdijati Gardjito, ketua Kelompok Pemerhati Labu Kuning Yogyakarta. Selain itu, labu kuning juga mengandung vitamin C, serat, dan karbohidrat yang cukup tinggi.

Melihat kandungan gizinya, olahan dari labu kuning sangat baik dikonsumsi oleh anak-anak maupun orang tua. Lewat sejumlah penelitian yang dilakukan para ahli diketahui pula, labu kuning memainkan peranan penting dalam mencegah penyakit degeneratif seperti diabetes mellitus (kencing manis), arterosklerosis (penyempitan pembuluh darah), jantung koroner, tekanan darah tinggi, bahkan bisa pula mencegah kanker. Labu kuning merupakan satu-satunya buah yang awet/tahan lama. Labu kuning akan awet asal disimpan di tempat yang bersih dan kering, serta tidak ada luka pada buah ini.

Jika sampai luka, labu kuning akan mengeluarkan semacam gas yang bisa memicu terjadinya berbagai macam perubahan di bagian dalam buah. Seperti dikatakan Murdijati, labu kuning yang bagus bisa disimpan sampai tiga bulan tanpa ada perubahan yang berarti. ''Namun, kalau disimpan selama enam bulan biasanya beratnya sudah turun,'' katanya. Buah yang dikenal dengan sejumlah nama lain seperti: waluh, labu merah, labu manis, labu parang (Jawa Barat) atau pumpkin (Inggris) ini, tak cuma dikenal di Indonesia.

Bahkan di sejumlah negara, labu kuning telah dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan. Tak cuma dibuat makanan atau tepung, buah ini juga dimanfaatkan untuk membuat kosmetik. Aneka olahan dari labu kuningSungguh sayang, jika labu kuning cuma dibuat kolak, sayur lodeh, atau sayur bobor. Sebab, buah ini bisa disulap menjadi aneka makanan atau minuman dengan cita rasa yang lezat dan tampilan yang cantik.

Sebagai minuman, Anda bisa membuat jus atau sari buah labu kuning. Cara membuatnya? Sungguh tidak sulit. Anda tinggal memarut lebih kurang 100 gram buah labu kuning segar, diperas, lalu diambil airnya. Kemudian, tambahkan satu gelas air. ''Untuk penyedap, tinggal tambahkan citroenzuur atau ditambah air soda, karena aromanya sudah tajam dan warnanya sudah menarik,'' terang Murdijati yang juga mengetuai Pusat Kajian Makanan Tradisional (PKMT) Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

Selain itu, Anda bisa mengolah labu kuning menjadi beragam makanan lain misalnya: es krim, saus sambal, sup, dan aneka macam kue. ''Sup krim labu kuning sangat lezat dan disukai banyk orang lho,'' ucap Murdijati. PKMT sendiri saat ini tengah mengembangkan dodol labu kuning yang diolah dengan teknologi baru. ''Karena beta carotene (salah satu zat penting yang terkandung dalam labu kuning) rentan terhadap pemanasan, dodol ini dibuat dengan pemanasan yang tidak lama.

'' Tak cuma dodol, PKMT juga membuat manisan kering dari labu kuning. Karena kandungan gizinya yang sangat baik, Murdijati mengusulkan labu kuning menjadi salah satu menu sarapan pagi. Tak perlu takut repot di pagi buta, karena memasak labu kuning cukup mudah yaitu hanya dikupas, diiris, lalu dikukus. Kemudian, labu kuning kukus ini bisa dimakan dengan apa saja. Jadi, bisa sebagai pengganti nasi. ''Orang Jepang dan Korea seperti itu. Mereka mengonsumsinya dengan daging cincang, ada yang pakai saus macam-macam rasa, dan bisa juga dengan telur yang dibuat omelet,'' ungkapnya.

Menurut dia, mengganti nasi dengan labu kuning untuk sarapan pagi, berarti bisa mengurangi pemakaian beras sekitar 30 persen. Tak perlu risau bakal kekurangan pasokan labu kuning. Sebab, tanaman labu kuning bisa tumbuh di mana saja. ''Di daerah tandus seperti daerah Gunung Kidul maupun di daerah dataran rendah, tanaman labu kuning bisa tumbuh dengan baik.''